Riba secara bahasa dari kata rabaa-yarbuu [رَبا يَربُو] yang artinya “tumbuh dan bertambah.” Makna bahasa kata riba ini bisa kita jumpai di beberapa kata dalam al-Quran. Diantaranya,

Allah berfirman,

فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً

“Maka (masing-masing) mereka mendurhakai Rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang rabiyah.” (QS. Al-Haaqqah: 10).

Yang dimaksud siksaan Rabiyah artinya siksa yang terus bertambah.1

Allah juga berfirman,

فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ

“Kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah”(QS. Al-Hajj: 5)

Dalam ayat ini ada kata ‘rabat’ yang artinya tumbuh.

Kata riba dalam makna bahasa juga bisa jumpai dalam hadis. Dalam keterangan dari Abdurrahman bin Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan kondisi ahlus shuffah yang tinggal di masjid nabawi. Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makan berjamaah bersama mereka. Bagian dari mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, makanan yang disantap bersama para ahlus shuffah tidak habis-habis, bahkan bertambah.

Abdurrahman mengatakan,

فَايْمُ اللَّهِ مَا كُنَّا نَأْخُذُ مِنْ لُقْمَةٍ إِلاَّ رَبَا مِنْ أَسْفَلِهَا أَكْثَرُ مِنْهَا

Demi Allah, tidaklah kami mengambil satu suap pun kecuali muncul tambahan dari bawahnya dalam jumlah yang lebih banyak.(HR. Bukhari 602 dan Muslim 2057).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *